Di Indonesia kuda laut dikenal dengan nama tangkur kuda. Ikan ini sangat unik karena mempunyai morfologi yang berbeda dibandingkan dengan ikan-ikan lain. Disamping bentuk morfologinya yang khas yaitu bentuk kepalanya menyerupai kepala kuda ikan jantan mempunyai kantung pengeraman telur yang tidak di jumpai pada jenis ikan yang lain.
Namun, ada
beberapa kasus kematian pada tiap spesies yang menyebabkan kondisi tubuh ikan
melemah antara lain cara perawatan yang kurang baik, pemberian pakan yang tidak
mencukupi atau komposisi pakan yang tidak baik. Pengendalian penyakit ikan akan
semakin penting dibandingkan sebelumnya karena usaha budidaya akan
menguntungkan bila penyakit ikan dikendalikan
http://www.youtube.com/watch?v=goEmyVsd0jg
Morfologi
Kuda Laut
Kuda laut
merupakan anggota genus Hippocampus spp
merupakan salah satu dari 35 spesies anggota famili Syngnathidae dan ordo
Gasterosteiformes. Taksonomi kuda
laut menurut Borton dan Maurice (1983) sebagai berikut :
§ Philum :
Chordata
§ Sub Phylum : Vertebrata
§ Sub Kelas : Teleostomi
§ Ordo :
Gasterosteiformes
§ Famili :
Syngnathidae
§ Genus :
Hippocampus
§ Spesies : Hippocampus spp
Kuda
laut mempunyai ciri-ciri, tubuh agak pipih dan melengkung, sepanjang permukaan
perut kasar mempunyai moncong. Ekor lebih panjang dari pada kepala dan tubuh serta dapat memegang. Mata
kecil, sirip dada pendek dan lebar. Sirip punggung cukup besar, kepala
mempunyai mahkota. Sirip ekor tidak ada dan ekor prehenslide (dapat dilipat)
yang berguna untuk berpegangan. Pada kuda laut jantan mempunyai kantung
pengeraman yang terletak dibawah perut. Seluruh tubuh terbungkus dengan semacam
baju baja yang terdiri atas lempengan-lempengan tulang atau cincin-cincin.
Habitat dan Penyebaran
Sebagian besar ikan-ikan famili
Sygnathidae hidup di perairan dangkal yang banyak terdapat rumput laut,
mangrove, dan karang. Kuda laut terdiri dari 20 spesies, sebagian besar hidup
didaerah Indo Australia, lainnya hidup dipantai-pantai Atlantik Eropa, Afrika,
dan Amerika Utara, dengan 2 spesies hidup dipantai Pasifik Amerika.
Kebiasaan Makan dan Reproduksi
Kuda laut termasuk hewan karnivora,
memakan segala jenis hewan kecil mulai dari anggota kelompok crustacea sampai
larva ikan. Kuda laut adalah pemangsa yang pasif yaitu menunggu makanan yang
lewat dan menyerang mangsanya dengan cara menghisap sampai masuk moncongnya
yang panjang. Kuda laut mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
warna lingkungan sekitar sehingga susah dikenali oleh pemangsanya.
Proses perkembengan kuda laut cukup
menarik yaitu dengan melalui male brooding
dalam hal ini
betina memindahkan telur-telurnya kedalam kantung pengeraman
jantan yang kemudian akan dibuahi sehingga dapat dikatakan bahwa induk jantan
yang mengandung, umumnya terjadi mulai bulan Oktober–Februari.
Kegiatan
budidaya kuda laut terdiri atas serangkaian kegiatan yang saling
berhubungan. Mata rantai pertama merupakan pemeliharaan calon induk guna mendapatkan
induk matang gonad. Selanjutnya merupakan
kegiatan pemijahan, pemeliharaan juwana, penggelondongan, dan pengandaan pakan
alami.
Salah
satu tujuan pemeliharaan induk adalah mendapatkan induk yang matang gonad. Kegiatan pematangan gonad merupakan tahap
awal dari serangkain kegiatan pembenihan, dengan pemeliharaan induk yang baik
diharapkan induk-induk kuda laut yang matang gonad selalu ada dan menghasilkan
telur yang banyak serta siap di buahi baik kualitas maupun kuantitas.
Kematangan
gonad pada induk kuda laut tidak seperti ikan-ikan lain pada umumya, yaitu
tergantung musim maupun pengaruh rangsangan hormonal. Sepanjang hidupnya kuda laut yang telah
memijah dapat memijah kembali setelah 10-12 hari, dengan demikian proses
pematangan gonad pada kuda laut termasuk sangat cepat yaitu hanya 10-12 hari
saja. Sebagian spesies kuda laut jantan
menghasilkan 100-200 kuda laut muda per masa kehamilan, oleh karena itu
pemeliharaan induk kuda laut harus dilakukan secermat mungkin agar tidak
terserang penyakit yaitu dengan pemberian pakan yang cukup baik kualitas maupun
kuantitasnya.
5
|
Pada
tahap pemeliharaan juwana, sebelum juwana di masukkan ke dalam bak
pemeliharaan, juwana terlebih dahulu diadaptasi dengan air media
pemeliharaan karena biasanya penyakit sering kali menyerang pada saat juwana
berumur 20-90 hari. Juwana kuda laut
yang telah berumur 30 hari sudah dapat dikatakan benih. Penyakit yang menyerang benih kuda laut yang berumur >20 hari
biasanya disebabkan oleh bakteri sehingga benih kuda laut tersebut cenderung
berkurang nafsu makannya, menyendiri, terjadi pembengkakan pada ekor dan
menyebabkan juwana ini mati.
Selain
itu penyakit umum yang sering menyerang benih juwana yang berumur >20 hari
ditandai dengan adanya noda putih, kulit terasa lembut seperti sponge/kapas. Penyakit yang disebabkan oleh jamur ini sekali
satu individu terinfeksi maka penyakit ini mudah menyebar.
Untuk
mengatasi penyakit yang menyerang pada saat pemeliharaan juwana kuda laut yaitu
harus menjaga lingkungan pemeliharaan agar selalu dalam kondisi baik dan
pemberian pakan yang cukup. Jika juwana
kuda laut tersebut terserang penyakit maka harus dilakukan pengobatan secara
realistis jika tidak juwana kuda laut tersebut akan mati. Selain itu kuda laut yang terinfeksi tersebut
harus dilihat serta diamati, jka bisa dilakukan pengobatan maka obati tapi jika
serangan sudah parah dan tidak mungkin lagi untuk dilakukan pengobatan maka
kuda laut tersebut lebih baik disingkirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Borton
dan Maurice. 1993. Taksonomi dan
Morfologi. Pembenihan Kuda Laut.
Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan Balai Budidaya Laut lampung.
Nagaring C.F. dan
Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Kuda Laut Sehat Produksi
Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan,
Bogor
Sudjiharno. 1998. Pembenihan Kuda Laut. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal
Perikanan Balai Budidaya Laut lampung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar